Jumat, 05 Januari 2018

Pasar Global mengalami pemulihan begitu juga Ekonomi dunia mulai membaik.

Pasar Global mengalami pemulihan begitu juga Ekonomi dunia mulai membaik.

Sebuah kejutan terjadi semalam di kala dolar AS terkoreksi oleh mata uang utama dunia dan emas, namun bursa saham DowJones berhasil melewati level 25 ribunya, sebuah langkah yang mengesankan sejak 17 Januari tahun lalu bahwa bursa tersebut mencapai level 20 ribu untuk pertama kalinya dalam sejarah bursa saham di AS.

Greenback sendiri semalam juga tertekan oleh euro dan tercatat terburuk hampir 3 tahun terakhir meskipun ADP melaporkan kondisi tambahan tenaga kerja baru AS yang naik. Banyak kalangan kagum dengan pencapaian bursa Dow dan euro tersebut, tapi hal tersebut memang tidak bisa dimengerti.

Reuters beberapa waktu lalu melaporkan bahwa pertumbuhan PDB China akan bertahan sekitar 6,5% di 2018. Pasar Jepang di Kamis mencetak rekor tertingginya sejak 26 tahun lalu. Bursa Eropa naik hampir 2% karena aktivitas bisnis zona euro dilaporkan tertinggi sejak 2011. Dan ADP menjadi 250 ribu orang, di atas ekspektasi 190 ribu orang. Tren akhir-akhir ini bahwa sebagian besar data ekonomi dunia di atas perkiraan.

Pemotongan pajak di AS akan menambahkan laba usaha di masa depan. Pertumbuhan pendapatan perusahaan yang tercatat di bursa S&P bisa tumbuh sekitar 10% hingga 15% di tahun ini, bahkan ahli dari UBS, Keith Parker memperkirakan bisa tumbuh 18%.

Faktor lain yang membantu dolar AS turun namun bursa sahamnya naik adalah tingkat inflasi AS yang terjaga terus rendah. The Fed sendiri sejauh ini memang telah menaikkan sebanyak 5 kali dan kemungkknan besar akan menaikkannya kembali minimal 3 kali lagi, namun selama ini bank sentral AS tersebut bersikap kooperatif dengan pasar bahwa kenaikan suku bunga selalu diumumkan terlebih dahulu dengan disertai kenaikan yang teratur dan tidak agresif, sehingga pasar ekuitas sejauh ini menyikapi dengan positif ditambah lagi nilai dolar AS terus dilemahkan.

Sisi inflasi yang rendah tersebut memang membuat the Fed tidak berani sesumbar untuk agresif melakukan proyeksi ekonomi yang tinggi, dimana dalam catatan terakhir bahwa pertumbuhan 2,5% sudah cukup bagus bagi kinerja ekonomi AS di tahun ini meski ada pemotongan pajak. Tidak tingginya proyeksi PDB AS di tahun ini karena the Fed masih ingin memperbaiki kinerja produktivitas industri AS sendiri sebagai upaya memulihkan kinerja keuangannya. Sebuah dilema bagi dolar AS sendiri.

Kondisi pasar ekuitas dunia memang tengah membaik, diikuti pula kondisi nilai dolar AS sendiri yang terus melemah, membuat situasi kewaspadaan yang tinggi bagi mata uang yang lain serta bursa komoditas, dimana situasi ini memang sering terjadi ketika tiba-tiba valuasi di pasar menjadi tidak berjalan normal seperti contoh kasus menjelang krisis keuangan 2008-2009 dimana terjadi penggelembungan aset di sektor perumahan yang di lindung nilai dengan aset yang tidak dapat dipertanggungjawabkan valuasinya.

Sumber Berita: Reuters, SignalTrading78 , Bloomberg, CNBC, Financial Times


Tidak ada komentar:

Posting Komentar