Dolar AS Melemah di Awal Tahun 2018.
Penurunan dolar AS memperpanjang kinerjanya yang buruk pada tahun 2017, yang membuat dollar memposting kinerja tahunan terlemahnya dalam 14 tahun.
Omer Esiner, analis pasar utama, di Commonwealth Foreign Exchange di Washington, mengatakan bahwa para Investor tetap skeptis terhadap prospek tiga kenaikan suku bunga tambahan The Fed tahun ini, terutama mengingat latar belakang inflasi yang sangat lemah di AS.
Dolar AS semakin tertekan karena bank sentral utama seperti Bank of England (BoE) dan European Central Bank (ECB) sedang bergerak menuju normalisasi kebijakan moneter mereka.
Indeks Dolar AS menyentuh titik terlemah dalam tiga setengah bulan di 91,75 dan pada Rabu pagi terlihat 91,88.
Untuk tahun 2017, indeks tersebut melorot lebih dari 9,8 persen, terlemah sejak tahun 2003.
James Chen, kepala riset di Forex.com di Bedminster, New Jersey, melihat penurunan lebih lanjut di bawah 91,00 akan mengkonfirmasi kelanjutan tren bearish dolar AS dari awal 2017, dengan target penurunan utama berikutnya di sekitar level support psikologis 90,00.
Sementara itu, euro semakin kuat terutama sejak paruh kedua tahun lalu karena optimisme mengenai gambaran ekonomi zona euro yang lebih cerah.
Terhadap yen, dolar AS terpantau turun 0,4 persen menjadi 112,32. Yen terus mendapat keuntungan dari rilis risalah Bank of Japan (BoJ) pada minggu lalu.
Risalah tersebut menunjukkan beberapa anggota dewan kebijakan BoJ mempertimbangkan untuk memperketat kebijakan moneter jika ekonomi Jepang terus membaik di tahun ini, yang akan menjadi pergeseran strategi yang signifikan bagi bank sentral yang dianggap paling terakhir untuk mengubah kebijakan moneternya.
Sumber berita: signaltrading78.blogspot.com, CNBC, Forex Factory, Investing, Reuters
Tidak ada komentar:
Posting Komentar